
Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya. "Hadiah apa nih?" tanya si ayah. "Hadiah untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." jawab si kecil. Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak KOSONG. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya kok kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?" Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa." Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu.
Nanti kalau kosong, diisi lagi ya!" Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apapun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apapun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong. Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. (baca juga tentang pelet wanita) Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kosong dan penuh, dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" kita. Sebagaimana kita memandangi hidup, demikianlah kehidupan kita. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, maka hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.